Jumat, 21 November 2014

Pelaksanaan Ujaran

Pelaksanaan Ujaran
Pemahaman manusia terhadap suatu ujaran bisa saja terhenti pada saat ujaran tersebut telah dapat kita pahami dan mengerti, akan tetapi bisa juga dilanjutkan dengan dengan sebuah tindakan tertentu. Misalnya, saat kita mendengar ujaran “Kemarin aku melihat Zulfikar sedang berolahraga”. Kita tidak perlu merespon ujaran tersebut dengan suatu tindakan, maka kita cukup mendengarkan atau menanggapi ujaran tersebut dengan tanggapan verbal saja. Akan tetapi lain halnya saat kita mendengar ujaran “Tolong matikan lampu”. Maka setelah kita memahami makna ujaran tersebut kita perlu melakukan suatu tindakan. Jadi, secara garis besar pemahaman terhadap suatu ujaran dapat dibagi menjadi dua bagian: 1) pemahaman yang hanya sekedar memahami makna ujaran, dan 2) pemahaman yang disertai dengan tindakan untuk melakukan makna ujaran tersebut.
Berdasarkan buku Speech Acts karya J.R. Searle, tindak ujaran terbagi menjadi 5 kelompok: [1] representatif, [2] direktif, [3] komisif, [4] ekspresif, serta [5] deklarasi. Ujaran representatif ialah ujaran yang hanya berisi pernyataan mengenai sesuatu, maka hal yang harus kita lakukan ialah memilah-milah informasi tersebut, mana yang merupakan informasi baru dan mana informasi yang sudah lama.
 Sedangkan ujaran direktif sendiri terbagi menjadi 3 macam: [1] pertanyaan dengan jawaban ya/tidak/bukan, [2] pertanyaan mengenai mana/apa (WH-questions), serta [3] perintah untuk melakukan sesuatu. Saat kita mendengar suatu ujaran yang menuntut kita untuk memberikan jawaban ya/tidak, secara otomatis otak kita akan “mengaduk-aduk” informasi yang telah ada pada memori otak kita. Apabila di dalam memori otak kita telah tersimpan informasi mengenai pertanyaan tersebut, maka dengan sendirinya akan muncul jawaban ya/tidak untuk menanggapi pertanyaan tersebut. Sementara pertanyaan ya/tidak menanyakan kebenaran suatu proposisi, maka lain halnya dengan pertanyaan mana/apa (WH-questions) yang bertujuan untuk mencari suatu informasi tertentu. Jadi saat kita mendengar pertanyaan mengenai mana/apa otak kita tidak hanya mencocokkan antara informasi lama dan baru tetapi juga mencari informasi yang diperlukan. Sedangkan respon kita untuk kalimat perintah adalah dengan melakukan suatu perbuatan sesuai makna kalimat tersebut.
Ujaran komisif merupakan suatu ujaran yang menuntut penuturnya untuk melakukan ujaran yang ia tuturkan, maka pelaksanaan tindak ujaran komisif sama dengan tindak ujaran representatif, yaitu hanya sekedar menyimpan informasi tersebut pada memori otak kita. Sementara itu ujaran ekspresif menyatakan suatu keadaan psikologis seseorang maka tindak ujarannya bisa hanya berupa tanggapan verbal, menyimpan informasi tersebut dalam memori atau bahkan tidak perlu ada respon apa-apa. Sedangkan ujaran deklarasi ialah ujaran yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan suatu hal [status, keadaan, dan lain-lain] yang baru maka penuturnya harus melalui syarat kelayakan agar si pendengar dapat merasa yakin bahwa si penutur mempunyai wewenang untuk menuturkan apa yang ia tuturkan. Jadi pelaksanaan tindak ujaran in hanya dapat dilakukan apabila syarat kelayakannya telah terpenuhi.


(Dardjowidjojo, 2003: 99-107) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar