Jumat, 21 November 2014

Bagaimana Manusia Mempresepsi Ujaran

Bagaimana Manusia Mempersepsi Ujaran
Saat kita mendengarkan orang yang berbicara dengan kita, rasanya otak kita sudah terinstal secara otomatis hingga  tanpa waktu lama kita dapat mengerti apa yang ia ucapkan. Tanpa pernah kita sadari bahwa terdapat sebuah proses yang sangat rumit di balik itu semua. Penelitian mengenai bagaimana cara seorang manusia mempresepsi sebuah ujaran, baru ada ditahun-tahun terakhir menjelang Perang Dunia II.
Ada beberapa masalah terkait bagaimana cara seseorang mempresepsi ujaran. Pertama, tingkat kecepatan seseorang itu berbicara pada kita. Kedua, bunyi dalam suatu ujaran tidak kita dengar secara utuh melainkan bercampur dengan bunyi-bunyi yang lain. Ketiga, perbedaan jenis suara antara lelaki, wanita dan anak-anak.
Untuk menghasilkan suatu bunyi paru-paru kita menghirup dan mengeluarkan udara. Lalu melalui saluran di tenggorokan udara tersebut keluar melalui mulut atau hidung. Namun adakalanya udara yang akan keluar tadi dihambat oleh salah satu bagian mulut sebelum dilepaskan, udara yang dihambat inilah yang dinamakan bunyi. Organ-organ yang berperan dalam menghasilkan bunyi adalah : bibir, gigi, alveolar, palatal keras dan lunak, uvula, lidah, pita suara, faring, rongga hidung dan rongga mulut.
Terdapat beberapa perbedaan dalam proses pembuatan bunyi konsonan serta vokal, perbedaan tersebut ialah : dalam pembuatan bunyi konsonan hal yang harus diperhatikan ialah titik artikulasi, cara artikulasi serta status pita suara. Sementara dalam pembuatan bunyi vokal hal yang harus diperhatikan ialah tinggi rendahnya lidah, posisi lidah, ketegangan lidah dan bentuk bibir. 
Penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana proses suatu bunyi itu dibuat, organ-organ mana yang terlibat, dan bagaimana bunyi-bunyi tersebut digabungkan karena hal-hal tersebut ikut berpengaruh menentukan bagaiman tanggapan kita terhadap bunyi dan kata dari suatu bahasa.Ada beberapa model teoritis mengenai bagaimana proses presepsi itu terjadi. Model-model tersebut antara lain : model teori motor untuk presepsi ujaran, model analisis dengan sintesis, fuzzy logical model, model cohort serta model trace.
Terdapat dua hal yang dapat membantu kita dalam proses presepsi. Pertama, pengetahuan yang kita miliki sebagai penutur bahasa. Dan yang kedua adalah, pengetahuan kita mengenai sintaksis maupun semantik bahasa kita. Dapat juga dikatakan bahwa pengaruh konteks dalam presepsi ujaran sangatlah besar. Misalnya ketika seseorang yang berbicara pada kita akan mengucapkan “Tini tidak masuk sekolah karena sakit”, saat ia akan mengucapkan kata sakit tiba-tiba ia terbatuk sehingga yang terdengar adalah kata “keakit” maka secara otomatis kita akan menerka kata yang tidak jelas tadi adalah kata “sakit” dari konteks di mana kata tersebut digunakan atau dari perkiraan makna yang dimaksud oleh pembicara. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar