Bagaimana Manusia Mempersepsi Ujaran
Saat
kita mendengarkan orang yang berbicara dengan kita, rasanya otak kita sudah
terinstal secara otomatis hingga tanpa
waktu lama kita dapat mengerti apa yang ia ucapkan. Tanpa pernah kita sadari
bahwa terdapat sebuah proses yang sangat rumit di balik itu semua. Penelitian
mengenai bagaimana cara seorang manusia mempresepsi sebuah ujaran, baru ada
ditahun-tahun terakhir menjelang Perang Dunia II.
Ada
beberapa masalah terkait bagaimana cara seseorang mempresepsi ujaran. Pertama,
tingkat kecepatan seseorang itu berbicara pada kita. Kedua, bunyi dalam suatu
ujaran tidak kita dengar secara utuh melainkan bercampur dengan bunyi-bunyi
yang lain. Ketiga, perbedaan jenis suara antara lelaki, wanita dan anak-anak.
Untuk
menghasilkan suatu bunyi paru-paru kita menghirup dan mengeluarkan udara. Lalu
melalui saluran di tenggorokan udara tersebut keluar melalui mulut atau hidung.
Namun adakalanya udara yang akan keluar tadi dihambat oleh salah satu bagian
mulut sebelum dilepaskan, udara yang dihambat inilah yang dinamakan bunyi.
Organ-organ yang berperan dalam menghasilkan bunyi adalah : bibir, gigi,
alveolar, palatal keras dan lunak, uvula, lidah, pita suara, faring, rongga
hidung dan rongga mulut.
Terdapat
beberapa perbedaan dalam proses pembuatan bunyi konsonan serta vokal, perbedaan
tersebut ialah : dalam pembuatan bunyi konsonan hal yang harus diperhatikan
ialah titik artikulasi, cara artikulasi serta status pita suara. Sementara
dalam pembuatan bunyi vokal hal yang harus diperhatikan ialah tinggi rendahnya
lidah, posisi lidah, ketegangan lidah dan bentuk bibir.
Penting
bagi kita untuk mengetahui bagaimana proses suatu bunyi itu dibuat, organ-organ
mana yang terlibat, dan bagaimana bunyi-bunyi tersebut digabungkan karena hal-hal
tersebut ikut berpengaruh menentukan bagaiman tanggapan kita terhadap bunyi dan
kata dari suatu bahasa.Ada beberapa model teoritis mengenai bagaimana proses
presepsi itu terjadi. Model-model tersebut antara lain : model teori motor
untuk presepsi ujaran, model analisis dengan sintesis, fuzzy logical model,
model cohort serta model trace.
Terdapat
dua hal yang dapat membantu kita dalam proses presepsi. Pertama, pengetahuan
yang kita miliki sebagai penutur bahasa. Dan yang kedua adalah, pengetahuan kita
mengenai sintaksis maupun semantik bahasa kita. Dapat juga dikatakan bahwa
pengaruh konteks dalam presepsi ujaran sangatlah besar. Misalnya ketika
seseorang yang berbicara pada kita akan mengucapkan “Tini tidak masuk sekolah
karena sakit”, saat ia akan mengucapkan kata sakit tiba-tiba ia terbatuk
sehingga yang terdengar adalah kata “keakit” maka secara otomatis kita akan
menerka kata yang tidak jelas tadi adalah kata “sakit” dari konteks di mana
kata tersebut digunakan atau dari perkiraan makna yang dimaksud oleh pembicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar